"Dasi Adek mana, Buk?"
"Kaos kaki Kakak, kok, enggak ada?"
Hmm, kepala sudah mau pecah rasanya mendengar ocehan anak-anak. Sepertinya tangan saya ini ajaib karena pada akhirnya, sayalah yang selalu menemukan barang-barang yang diperlukan.
Saya memang mengajarkan mereka untuk mempersiapkan sendiri semua piranti sekolah. Tetapi, usut punya usut setelah saya cermati, ternyata cara pengaturan isi lemari pakaian kurang efektif. Akibatnya, si kecil selalu kebingungan mencari aksesoris sekolahnya.
Untungnya, saya menemukan Metode Konmari, sebuah cara beberes yang dicetuskan oleh perempuan asal Jepang. Sepertinya, cara ini layak untuk diterapkan. Selain rumah menjadi tertata, metode ini juga sangat mendukung gaya hidup minimalis, lo. Simak cara yang saya adaptasi dari Konmari berikut.
Hmm, ternyata membereskan isi lemari pakaian juga harus memiliki tekad yang bulat, :)). "Nanti dulu, lah", "ntar dulu", dll. Bagi orang seperti saya yang masih sering menunda-nunda ini, tidak pernah berhasil jika masih setengah hati. Musti dipaksa untuk membereskan rumah.
Meluangkan Waktu
Semua orang memiliki kesibukan yang tak ada habisnya. Tetapi, demi hidup tertib dan minimalis rasanya sudah selayaknya kita meluangkan waktu untuk mulai berbenah.
Membereskan Berdasarkan Klasifikasi
Selama ini saya selalu membereskan rumah berdasarkan lokasi, misalnya hari ini berbenah kamar tidur, esok membersihkan kamar mandi, dan sebagainya. Ternyata, cara ini kurang efektif karena bisa jadi sebuah jenis barang berada di lokasi yang berbeda. Baju bisa berada di kamar mandi atau kamar.
Jadi, lebih tepat apabila beberes barang sesuai kategori, misalnya sekarang menata pakaian, esok membenahi buku-buku, dst. Dengan demikian, semua jenis benda akan berada pada tempatnya.
Harus Tega
Ada beberapa orang yang suka terjebak dalam masa lalu. Sayang dengan sebuah benda karena dianggap memiliki nilai kenangan. Jadi, banyak benda yang sama menumpuk di rumah.
Untuk mencegah hal ini, kita dapat menyiapkan tiga wadah untuk memisahkan benda yang berbeda, wadah pertama untuk benda yang sudah tak terpakai sehingga bisa didonasikan, wadah kedua untuk barang yang masih diperlukan, dan tempat ketiga untuk barang yang benar-benar harus dibuang. Dari kegiatan ini, pasti akan diketahui bahwa banyak barang kita yang seharusnya sudah tak disimpan.
Berbenah Sekaligus
Sebaiknya, beberes kita lakukan dalam satu waktu untuk menghindari penumpukan barang. Keluarkan semua pakaian dari almari, pisahkan sesuai tiga jenis di atas sehingga memudahkan kita saat akan mengenakannya.
Metode ini juga bisa diterapkan di berbagai bidang. Sekarang, hari Senin bagi kami merupakan hari yang penuh semangat karena tak ada lagi rengekan anak-anak. Rumah yang tertata sangat berpengaruh pada pola pikir kita. Mindset seseorang menjadi terorganisir dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Bagaimana cara hidup minimalis kalian?
Salam
Saya sepakat mbak emang tergantung niat dan mindset kita ya
ReplyDeleteDan kalau beberes sekalian itu leganya minta ampun.
Tapi ya gitu capeknya juga hehe
Betuul, rumah tertata rapi membuat stres ilang mas :))
DeleteMenarik sekali, Mbak...
ReplyDeleteKebetulan kalau anak saya lemari pakaian dia punya sendiri dan emang saya sudah sendiri-sendirikan.
Dia tahu laci nomer dua itu untuk baju main, piyama dan baju koko.
Kalau laci nomer satu untuk baju-baju pergi dan celana dalam.
Jadi, kalau pun saya tinggal dia tahu di mana mencari baju cuma kadang dia suka asal aja matchingin bajunya, dasar anak 5 tahun! Hahhaa. Nurut dia bagus padahal ga banget.
Samaaa, menurut kita ga matching, kata dedek keren :))
Deletesetuju banget deh mba, memang kita tuh harus tega, jadi nggak banyak benda / barang 2 yang menumpukdan tentu nya jadi lebih minimalis ;)
ReplyDelete