Tak dapat dimungkiri, kemajuan teknologi digital memudahkan setiap lini kehidupan. Banyak muncul entrepreneur yang didukung media sosial. Mereka memanfaatkan e commerce untuk mempromosikan produk yang dijual. Para pemilik online shop ini memajang dagangan dengan gambar yang menggiurkan.
Tak pelak, banyak netizen yang tergoda dengan promo online di media sosial. Apalagi, saat bulan Ramadan seperti saat ini. Para pedagang online siap membuka lapak dengan aneka promo yang membuat lapar mata. Berbagai diskon, mulai dari mukena hingga kue-kue lebaran siap ditawarkan.
Berjualan online dapat dilakukan, meski tidak memiliki toko offline. Hal ini memudahkan berbagai kalangan dalam berwirausaha. Mereka dapat meraup keuntungan dengan hanya berbekal foto-foto produk. Pelaku online shop juga dapat berjualan dengan cara menjadi reseller. Mereka bisa menjadi pedagang dengan memasarkan produk via online dengan hanya memasarkan produk orang lain.
Konsumen pun dimudahkan untuk berbelanja tanpa harus keluar rumah, berdesak-desakan di mall, atau mengantre di kasir. Hanya dengan ujung jari, kita dapat memilih barang yang diinginkan. Dalam waktu singkat, benda yang diidamkan pun sudah dalam genggaman.
Namun, jual beli via online juga bisa memiliki risiko yang merugikan, baik bagi penjual maupun pembeli. Tak jarang, penjual yang tak jeli, menerima bukti transfer palsu sehingga kehilangan dagangan. Banyak pembeli mendapatkan barang tak sesuai harapan. Untuk itu, kita perlu waspada saat berbelanja online.
Saya sendiri memilih belanja online tidak melalui situs e commerce, apalagi memasang aplikasinya. Saya lebih senang berbelanja online via aplikasi WA karena lebih mengenal penjualnya, jadi kerugian bisa diminimalisir dan rasanya benda yang dijual juga lengkap, mulai dari sabun mandi hingga jas hujan. Barang yang saya beli pun cepat sampai karena penjual ada dalam satu kota.
Terkadang, saya juga memanfaatkan grup WA untuk menjual buku saya. Meski grup membuka waktu jual beli tiap akhir pekan, tetapi cukup praktis, tak perlu menginstal situs e commerce, saya sudah bisa berjualan.
Nah, bagaimana dengan Readers? Apakah memiliki pengalaman seru belanja online? Share, yuk!
Salam
Gambar dari: pixabay, canva, dan dok. pribadi
#day6
#30harikebaikanbpn
Terkadang, saya juga memanfaatkan grup WA untuk menjual buku saya. Meski grup membuka waktu jual beli tiap akhir pekan, tetapi cukup praktis, tak perlu menginstal situs e commerce, saya sudah bisa berjualan.
![]() |
Salah satu buku antologi saya, dijual via WA |
Salam
Gambar dari: pixabay, canva, dan dok. pribadi
#day6
#30harikebaikanbpn
kalo saya lebih suka belanja di marketplace mbak karena ngerasa lebih safe aja kalo ada pihak ketiga gitu...tapi gak semua barang saya berani beli online sih kaya sepatu gitu saya g bernai beli online karena khusus untuk sepatu, rasanya ada yang kurang kalo beli sepatu tp gak di coba
ReplyDeleteIya mbak, marketplace sering ngasih kejutan promo gede-gedean, ya. Terima kasih sudah mampir.
Deleteiyaaa :D saya lagi nunggu2 tokopedia launch promo ramadan nya tgl 17 nih... soalnya saya pernah dapet barang flash sale tokopedia yang harganya murah bgt tp kualitas ok gak kaya marketplace sebelah :(
DeleteToko pedia recomended ya, sy belum pernah blnja disana soalnya.
Deletesekarang mudahnya belanja online membuka peluang penipuan terjadi, kita sebagai pembeli atu penjual dituntut untuk tetap jeli disetiap transaksi. kalau saya sendiri belanja di toko online yang sudah terkenal
ReplyDeleteSipp, terima kasih sudah mampir mas.
Delete