Monday, February 4, 2019

Menyamakan Pola Asuh Bunda dengan Nenek


Pixabay

Libur baru saja usai, aktivitas anak pun kembali normal. Adakah kisah liburan Bunda yang masih tersisa? 

     "Enakan di rumah Nenek, kalo main gadget bisa lama."
     "Paling seneng liburan di rumah Kakek, bisa nonton tivi sampe malam."

Pernahkah Bunda mendengar kicauan di atas keluar dari mulut si kecil? Pasti muncul rasa sedikit gemas jika mengalaminya. Bagaimana tidak, kita sudah susah payah menanamkan disiplin, tetapi dengan mudahnya sang nenek mengubah aturan yang mulai diterapkan. 

Padahal, tahu sendiri, kan, gimana susahnya mendisiplinkan anak. Mengajarkan pembiasan positif tidak semudah menjentikkan jari, tetapi bertahap, perlu waktu tidak sebentar. Pokoknya, penuh air mata dan drama yang menguji kesabaran, deh. 

Kita jadi serba salah, melarang atau tidak, saat anak ingin berlibur di rumah neneknya. Jangan dilarang ya, Bunda, karena ada lo, manfaat bagi anak menginap di rumah nenek. Untuk si kakak, bisa belajar merawat orang tua dengan membuatkan teh, atau membantu menyapu halaman.  Adik bisa mendengar dongeng lawas dari Kakek. Pasti seru jika anak memiliki pengalaman tinggal bersama kakek neneknya.

Lalu, apa kita harus menegur keras sang Nenek? Tunggu dulu, ya. Perlu diingat, orang tua atau mertua kita adalah seorang pendidik yang mumpuni juga, loh. Buktinya, mereka bisa membesarkan anaknya hingga menjadi seorang suami dan ayah yang hebat buat kita dan si kecil. Salim, Mertua :)

Pixabay

Mungkin karena perbedaan zaman yang membuat pola asuh mereka kurang tepat. Anak zaman now enggak bisa disamakan dengan anak zaman old. Pola asuh lama masih dilakukan oleh orang tua kita. Masih banyak Bunda kekinian yang belum tepat pola asuhnya, apalagi mertua kita? 

Beberapa cara berikut ini dapat dilakukan jika Bunda mengalami hal di atas. 
  • Berdiskusi dengan Nenek/Kakek
Sebaiknya, kita berkomunikasi dengan Nenek sebelum menitipkan anak kepada mereka. Kita jabarkan jadwal harian anak. Jika perlu, buatlah list untuk memudahkan. Ketika orang tua atau mertua berkunjung ke rumah, itulah waktu yang tepat untuk menunjukkan pembiasaan cucu mereka.
  • Mengajarkan Anak untuk Berkata "Tidak"
Ajarkan anak untuk menolak jika ada hal yang tidak sesuai dengan disiplin kita. Sebagai contoh, untuk menyenangkan cucunya, biasanya memberikan es krim atau jajanan manis berlebihan. Saat pulang, batuk pilek pun melanda si kecil karena kebanyakan es dan permen. Namun, anak yang telah teguh menerapkan disiplin tentu akan menolak pemberian tersebut.
  • Membuat Kesepakatan dengan Anak
Sebelum anak tinggal dengan kakek neneknya buatlah perjanjian dengan mereka.
     "Adek boleh menginap di rumah Nenek, asalkan tidak nonton tivi sampe malam."
     "Kakak boleh tinggal, tapi jangan merepotkan Uti, ya."

Sedikit tips di atas semoga dapat membantu, Bunda. Demi disiplin anak, jangan pekewuh dengan mertua, ya. Jika semua berjalan lancar, tentu kita akan merasa tenang saat si kecil menginap di rumah neneknya. 
Apakah Bunda punya tips lagi? Tambahin, ya. 


Salam,
Sri Sekartadji




18 comments:

  1. Kebetulan sekarang saya tinggalnya sama ibu, jadi anak2 setiap hari ikut diasuh neneknya juga, sih. Iyes, kadang kala ada perbedaan prinsip mendidik. Tapi alhamdulillah, ibu saya memakai sistem tarik ulur: kadang memanjakan, kadang lebih tegas daripada saya.

    Sedangkan mertua saya memang cenderung memanjakan anak2, karena jarak Kami jauh sih, ya. Always kangen dengan cucunya.

    Intinya sih hampir sama dg rumus kita menghadap pasangan: komunikasi. Iyes, mengingatkan orang tua harus tetap beradab. Nah, kalo mengingatkan mertua perlu bantuannya misua, sih.

    ReplyDelete
  2. Hai, Mbak. Tulisan kita mirip-mirip, nih. Sama-sama membahas kakek nenek yang seringkali jadi merubuhkan aturan yang kita buat untuk anak-anak sehari-hari. Masih terkait tulisanku, orangtua juga perlu menempatkan diri sebagai pemimpin di dalam keluarga yang harus dipatuhi segala macam aturannya. Dengan demikian, anak-anak sudah dengan sendirinya mengerti apa yang boleh dan nggak boleh dia lakukan atau makan. Ini kurang yang akan membawa anak berani berkata 'tidak', ya. Aku pun mengalami, niiih ... Bukan makanan manis, tapi mie instant. Waduhhh ... Ehhh malah curhat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ini pengalaman pribadi yang sering saya alami mb. Kapan kapan intip tulisannya mb melina, ah. Pasti lebih lengkapp nih.

      Delete
  3. waduh iya ini agak sulit, saya punya ponakan yang diasuh sama nenek. Jadi ibunya ngelarang A, si nenek membolehkan A. Nah, kan bingung, tapi dasarnya orang tua memang kadang enggak mau ngalah, hehe. Tapi mudah2an dengan seiringnya waktu bisa untuk sama-sama sejalan. Aamiin.

    ReplyDelete
  4. Walau jadi dilema, tidak dipungkiri ini banyak terjadi di sekitar kita. Perlu banyak diskusi dan referensi sepertinya ya

    ReplyDelete
  5. Ini selalu jadi PR untuk ortu dan nenek kakek ya mba. Tapi sebisa mungkin selama ada komunikasi yang baik bisa diselesaikan ya. Jadi anak-anak nggak bingung.

    ReplyDelete
  6. Iya, konon katanya kasih sayang nenek kakek ke cucu lebih2 daripada kepada anaknya, sampai2 mereka tidak bisa berkata tidak pada sang cucu. Apakah ortu kita juga menghadapi permasalahan yang sama pada waktu dulu? dalam konteks yg berbeda pastinya, karena zamannya juga berbeda. Lalu bagaimana kelak saat kita sudah jadi nenek?

    ReplyDelete
  7. Aku selalu jauh tinggalnya dari Mbah nya anak-anak, Mbak. Jadi anak-anak enggak pernah ngerasain diasuh mereka. Paling liburan cuma seminggu di sana, atau mereka berkunjung paling banter sebulan di rumahku. Tapi karena enggak terlalu dekat hubungannya jadi ya enggak nerapin aturan, aturan di rumah yang tetap jalan :)

    ReplyDelete
  8. Nah ini, zaman anak.pertama puyeng aku Mbak. Tapi begitu anak kedua aku merasa lebih merdeka. Dan aku resign juga, jadi asuhan anak 100% di tanganku. Sebenarnya yg penting ada komunikasi kok

    ReplyDelete
  9. Bener nih mb kadang ada perbedaan cara mendidik antara kita dan kakek neneknya. Tapi selagi bs dikomunikasikan dgn baik semua bs diatur. Yang penting sm2 buat kebaikan anak2 pasti nenek kakeknya paham dan ngerti mksud kita. Mksh udh bernagi info yg bermnfaat mb..

    ReplyDelete
  10. Kebetulan, kami penganut paham anak adalah tanggung jawab orang tua jadi kami gak pernah mau merepotkan orang tua/mertua dengan urusan anak2. Apalagi, pola asuh kami dengan orang tua sedikit beda. Meski demikian, sesekali anak-anak juga pernah nginap di rumah neneknya.

    ReplyDelete
  11. Beda jaman membuat beda cara mendidik, tp ga semua nenek seperti itu kok & kita bisa pesan apa yg boleh & tidak.

    Percaya deh..amanku titip anak sama.neneknya, tp klo khawatir ada yg.dilanggar ya beritahu juga anak & jangan titip..hehehe
    Anak saya ga ada yg.mau dititipin, walau itu dg neneknya. Krn saya lebih memilih membawa anak2 sebisa mungkin.z

    ReplyDelete
  12. Iya mbak bener. Seringkali berbeda aturan sih, hehe.
    Kalau saya sekarang tinggal mertua saja yang masih 'sugeng'.
    Intinya komunikasi dari hati ke hati dengan anak, ya mbak.
    Biar nggak salah ngomong juga sih si anak saat menginap di tempat mertua.
    Nanti dikiranya kita yang otoriter, padahal demi kebaikan si anak.

    ReplyDelete
  13. Makasih tipsnya bunda. Saya pun sering beda pola asuh dengan nenek. Tapi Alhamdulillah gak sering2 sih nitipin anak-anak ke rumah nenek. Hehe

    ReplyDelete
  14. Sekarang saya nenek nih. Malah saya yg lebih galak (= disiplin).
    Nah, jadinya saya lebih sering diam dulu...gimana ortunya. Saya ikut aja. Walaupun kadang gemez...Haha...

    ReplyDelete
  15. Harus ada kesepakatan antara orang tua dan kakek atau nenek dalam mendidik anak.

    ReplyDelete
  16. terimkasih tipsnya mbak.
    memang harus ada komunikasi orang tua dengan kakek nenek dengan cara yang baik dan tidak menyinggung hati keduanya

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah mampir. Jangan ragu buat kasih komen, ya. Tiada kesan tanpa jejak kalian.