Monday, December 31, 2018

Susahnya Menerbitkan Buku Solo

Pixabay


Ketika saya mulai belajar mengeja abjad demi abjad, hobi membaca mulai terbit. Sejak SD suka banget menyambangi perpustakaan. Saat merangkai kalimat dalam sebuah buku, seakan-akan saya ikut mengembara di dalam ceritanya.


Jika ada ilustrasi cover serta judul sebuah buku yang menarik, selalu menggoda saya untuk membacanya. Apalagi, ketika  menemukan blurb yang membuat penasaran, pasti sudah saya comot buku tersebut tanpa melihat siapa penulisnya.

Menyaksikan pengunjung perpustakaan atau sebuah toko buku yang membludak, membuat saya bermimpi. Ah, andai saja nama yang tertera di salah satu buku yang terpajang adalah nama saya, pasti bahagia sekali. Namun, rasanya enggak mungkin bisa. Begitu pikir saya berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Apalagi, setelah memasuki jenjang pernikahan dan terjun sebagai full time mom, mimpi di siang bolong itu seakan terkubur begitu saja. Saya asyik berkutat dengan harumnya popok si kecil.

Pixabay

Setelah anak-anak tumbuh, mulailah bisa sedikit meluangkan waktu untuk bermedsos ria. Mimpi saya terbit lagi ketika melihat foto selfie emak-emak memegang buku hasil karyanya seliweran di medsos. Wow, hebat banget mereka. Mungkinkah saya juga bisa?

♥♥♥♥♥♥

Alhamdulillah bisa berkenalan dengan medsos. Ternyata, banyak sekali website yang menawarkan pelatihan menulis  onlen. Tak jarang ada beberapa penulis senior yang berbaik hati membagikan ilmunya cuma-cuma. Tanpa ba bi bu, saya pun langsung ikutan gabung.

Mengikuti pelatihan menulis membuat saya sedikit melek literasi. Meski dengan loading agak lama dikarenakan faktor 'U', akhirnya ada beberapa artikel yang saya buat berhasil tayang di sebuah media onlen. Wow, excited banget rasanya.

Pixabay

Setelah berhasil membuat artikel, saya mengikuti training menulis cerita anak. Keberanian untuk ikut menerbitkan beberapa antologi mulai timbul. Meski bukan buku solo, lumayan senang juga melihat nama sendiri terpampang di sebuah buku berjejer dengan penulis lain.

Seringnya menerbitkan antologi membuat kemampuan menulis cerita semakin terasah, meski terkadang ide hilang entah ke mana. Alhamdulillah, ada seorang penulis senior yang bersedia mengoreksi outline yang saya susun. Saya semakin PeDe untuk mengirimkan outline ke penerbit.

Setelah browsing dan berhasil mengantongi beberapa email penerbit, saya pun memberanikan diri untuk menawarkan kumpulan 10 cerita pertama anak yang saya buat. Awalnya, saya mengirimkan naskah dengan tujuan penerbit mayor. Alhamdulillah, setelah menunggu beberapa bulan dengan perasaan tak menentu, ternyata, naskah saya ditolak mentah-mentah😥. Kecewa, sudah pasti. Hopeless, sedikit. Rasanya minder juga mengirimkan naskah ke penerbit mayor lagi.

Untuk itu, saya ada beberapa tips receh untuk Readers yang ingin mengirimkan naskah ke penerbit.
  • Buat naskah terbaik semampunya. Alangkah baiknya jika sebelumnya mencari tahu style naskah yang disukai penerbit yang dituju. Bisa dengan menyambangi toko buku, ya.
  • Setelah mengirimkan naskah, lupakan dan buat karya lagi.
  • Cek, jika sudah tiga sampai enam bulan tak kunjung dapat kabar, tarik naskah (dengan mengirim email penarikan) sebagai bukti. Segera kirim ke penerbit atau media lain.
  • Banyak berdoa😍


Rasanya kayak nemu durian runtuh 

Akhirnya, atas info dari seorang sahabat,  naskah saya kirim ke penerbit semi mayor. Alhamdulillah, setelah satu bulan naskah di acc. Ternyata, setelah naskah diterima, untuk terbit menjadi sebuah buku tak secepat yang saya kira. Di sinilah kesabaran diuji lagi. Tepat di penghujung tahun buku saya pun terbit.

Penampakan buku solo saya yang pertama 

Wow, ini hadiah terindah dan motivasi buat saya untuk terus berkarya di tahun baru.  Berharap kelak dapat terbit mayor. Hmm,  apakah Readers juga pernah mengalami hal serupa?  Share, yuk! 




Tuesday, December 25, 2018

Mengasah Kemampuan dengan Lomba Blog

Pixabay

Holla Readers!
Tak terasa, sebentar lagi tahun 2018 berganti menjadi 2019. Apakah Readers sudah mulai membuat rancangan resolusi untuk tahun baru? Atau masih galau dengan resolusi yang gagal? 

Saya sendiri selalu membuat beberapa resolusi setiap tahunnya. Meskipun pada akhirnya ada beberapa rencana yang tak terlaksana.😢 Namun, kegagalan itu saya jadikan cambuk untuk menjadi lebih baik di tahun berikutnya.

Hidup akan lebih terarah dan teratur dengan adanya target yang dibuat. Resolusi juga dapat menjadi tolok ukur kemampuan diri. Salah satu resolusi yang saya buat untuk tahun baru adalah aktif ngeblog. 

Pixabay

Kenapa? Karena dengan ngeblog saya dapat berbagi informasi dan cerita. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang berkutat di ranah domestik,  blog juga dapat menjadi sarana untuk menjaga 'kewarasan'. Uneg-uneg yang belum sempat keluar, dapat dicurahkan dalam bentuk tulisan. 

So, apakah cukup berhenti di sini saja? No!  Selanjutnya, saya ingin menjajal kemampuan diri dengan cara mengikuti kompetisi. Selain itu, prestasi beberapa teman  blogger juga memotivasi untuk memberanikan diri mendaftar lomba konten blog.

Ternyata, banyak sekali manfaatnya jika mengikuti lomba, di antaranya:

  • Kemampuan menulis tentu saja semakin terlatih. Kunci untuk menjadi penulis andal adalah dengan sering membuat tulisan. Layaknya sebuah pisau, makin di asah semakin tajam. Blog kita pun akan semakin aktif. 
  • Wawasan kita pun akan bertambah. Jika penyelenggara  lomba mencantumkan tema maka secara tidak langsung kita akan terpacu untuk mencari bahan tulisan sesuai tema. 
  • Meningkatkan traffict. Dengan mengikuti kompetisi akan menambah pengunjung di blog kita. Bisa jadi peserta atau bloger lain akan tergoda mengulik artikel yang kita ikutkan lomba. 
  • Reward. Meski bukan tujuan utama, tetapi kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri jika mendapatkan bonus hadiah. Sebagai ibu rumah tangga, mupeng juga untuk menambah pemasukan. 😂


Nah, mumpung DUMET School  sedang menyelenggarakan lomba menulis blog, saya enggak mau dong, menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Masihakudisini.blogspot.com

Dumet School adalah sebuah lembaga kursus terpercaya untuk pembuatan website, digital marketing, dan desain grafis. Mengikuti lomba menulis blog DUMET School artinya saya ikut membagikan informasi yang dibutuhkan oleh pencari tempat kursus yang bonafid. Alasannya, setiap pesertanya wajib share artikel yang dilombakan via medsos. Bermanfaat, kan?

Wisnutri.com
Readers, jangan tunda lagi, kuy! Ikutan lomba sekaligus berbagi info kece.  Caranya mudah banget, tinggal klik lomba menulis blog, ya. Eits, ada bocoran tipsnya juga, loh.

Tips Agar Readers Juara


  • Judul artikel unik, kreatif, menarik, dan beda dengan judul artikel peserta lainnya.
  • Artikel original hasil karya sendiri dan menarik untuk dibaca.
  • Berikan gambar atau video agar lebih menarik.
  • Share artikelnya di facebook kalian. 
  • Ikuti semua syarat dan peraturan yang sudah ditetapkan.

Hadiahnya juga mantab banget buat nambah uang belanja.😍


FYI, selain juara di atas, masih ada lagi hadiah voucher pulsa untuk tujuh orang pemenang. Jadi, peluang kalian untuk menang juga terbuka lebar. Asyiik.  Buruaaan daftar. Good luck!



Salam Blogger


Nongkrong di Taman Depan Stasiun Sembari Antre Tiket


Enggak terasa, tahu-tahu sudah liburan sekolah lagi. Setelah berkutat dengan soal-soal ujian, akhirnya si krucils pun bisa bernapas lega. Tentu perlu juga mengajak mereka untuk refreshing sejenak. 


Selain di hari raya, ritual mengunjungi mertua juga berlaku saat libur panjang tiba. Tempat tinggal kami yang berbeda kota terkadang menjadi kendala untuk saling berkunjung. Selama ini komunikasi hanya melalui WA. Si kakak sudah excited banget membayangkan asyiknya bobo ditemani Uti. 

Tetapi, alasan yang juga membuat kakak bersemangat mengunjungi kakek neneknya adalah kami menggunakan moda KA, salah satu transportasi favoritnya. Ada beberapa hal yang menyebabkan KA dijadikan pilihan,

  • Bebas Asap Rokok
Saya paling enggak kuat jika menghirup asap rokok. Pasti pusing dan mual. Alhamdulillah, sekarang KA bebas polusi udara.

  • Toilet Bersih 
Saat bepergian jauh rasanya enggak mungkin saya menahan BAK gara-gara toilet kotor. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, kini toilet kelas ekonomi pun lumayan bersih.

  • Melintasi View yang Sejuk
Meski duduk berjam-jam, rasanya enggak akan bosan jika naik KA. Lintasan rel yang sering melewati area persawahan dan perkebunan dapat menyejukkan mata. Segerr.... AC yang tersedia juga membuat kami nyaman sepanjang perjalanan.

Namun, karena kesadaran penumpang akan kebersihan masih kurang, terkadang masih seenaknya membuang sampah bekas makanan. Padahal, di setiap gerbong telah  disediakan tempat sampah. Untung saja petugas kebersihan sigap menyapu gerbong. 

Nah, setiap menikmati transportasi yang satu ini saya harus sedikit berkorban. Yup, untuk mendapatkan tiketnya saya harus rela antre berjam-jam. Apalagi saat ini sedang musim liburan. Ada sih, ticket box, tetapi hanya untuk KA tujuan jarak jauh, ya. Tinggal isi form data diri, tujuan, serta taruh uang di tempat yang disediakan. Karcis pun siap dicetak.



Siang itu saya segera meluncur ke Stasiun Kota Baru untuk membeli tiket. Sudah bisa dipastikan antrean membludak. Saya mendapat no urut 243.😥 Apa boleh buat,  mengunjungi mertua harus tetap terlaksana. Terpaksalah harus sabar menanti.






Ups, mata saya tertuju pada pemandangan di depan stasiun. Terdapat tiga patung singa yang berjejer. Kok, saya bisa lupa kalau ada Taman Trunojoyo di depan stasiun. Siiplah, kami segera menyeberang ke arah taman. Asyik juga nih, ngantre tiket sambil selonjoran di bangku taman. Lumayan untuk menghilangkan pegal di kaki.

Taman Trunojoyo ini cocok banget untuk tujuan refreshing keluarga. Tempat ini terbagi menjadi dua area yang terpisah oleh pertigaan. Di sebelah utara terdapat air mancur sekaligus tempat untuk membilas badan si kecil setelah basah kuyup. Ada pula perpustakaan mini yang menyediakan aneka buku. Mulai dari bacaan anak hingga dewasa. Ruangannya lumayan nyaman lo, buat baca.




Tersedia playground dan permainan yang cocok buat si kecil. Dijamin, anak-anak maupun orang dewasa pasti betah berlama-lama di sini. Tak terasa, hampir dua jam kami asyik di perpustakaan mini. Perut mulai keroncongan. 

Kami pun menuju ke area taman bagian selatan. Di sana terdapat Pujasera Sriwijaya yang menyediakan aneka hidangan. Tinggal pilih sesuai selera, ya. Area ini tepat berada di depan pintu keluar stasiun. 


Setelah menikmati maksi, kami buru-buru kembali ke ruang tunggu untuk antre tiket lagi. Tak lama kemudian, karcis KA sudah di tangan. Hmm ... rasa bosan mengantre terbayar sudah.  

Jadi, kalau Readers ke Kota Malang menggunakan moda KA, bisa singgah dulu buat melepas penat. Dijamin langsung segar lagi, deh.


   Salam,







Friday, December 7, 2018

Tetap Berdaya di Ranah Domestik dengan Menjahit

Pixabay

Apakah Readers termasuk seorang "stay at home mom"? Setelah menikah hanya berkutat di ranah domestik? Hmm, menjadi ibu rumah tangga murni pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Apapun itu, setelah mengambil suatu keputusan, tentu kita akan menghadapi sebuah konsekuensi. Jika biasanya kita disibukkan dengan aneka pekerjaan kantor, kini hanya berdiam diri selepas beraktivitas di dapur. 

Namun, hanya tinggal di rumah tak seharusnya menjadikan kita tidak produktif. Meski suami memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang memadai, tak ada salahnya jika kita melakukan hobi untuk menghilangkan kejenuhan. Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri jika kegiatan tersebut dapat menghasilkan "sesuatu". Sekali dayung, dua pulau pun terlampaui. Dapat menyalurkan hobi sekaligus bisa menambah pemasukan.

Salah satu hobi yang dapat dikembangkan adalah menjahit. Pada zaman sekarang, profesi ini termasuk menjanjikan, lo. Dunia  industri fashion sedang naik pesat sehingga kebutuhan akan pakaian dengan berbagai model juga meningkat. 

Selain dapat membantu keuangan keluarga, ada beberapa keuntungan yang didapat jika seorang ibu menekuni dunia jahit-menjahit.


Dapat Dilakukan Tanpa Keluar Rumah 
Dengan berbekal mesin jahit, kita dapat melakukan kegiatan ini tanpa meninggalkan anak-anak sehingga tugas utama kita sebagai ibu dapat berjalan dengan baik. Waktu melakukannya pun dapat diatur sesuai keinginan.


Menghemat Pengeluaran
Sebagai seorang manajer rumah tangga, kita dituntut untuk pandai mengelola keuangan. Jika memiliki ketrampilan menjahit, pengeluaran untuk membeli baju tentu dapat dipangkas. Pakaian seluruh anggota keluarga dengan model apapun dapat kita produksi sendiri. Apalagi ongkos menjahit kini tidaklah murah. Lumayan, kan, Readers. 

Namun, dalam memulai sebuah usaha tidaklah semudah membalik telapak tangan. Diperlukan ketekunan serta kesungguhan. Bagi Readers pemula, berikut ini adalah sedikit tips  yang saya buat berdasarkan pengalaman pribadi untuk memulai usaha menjahit yang dapat dicoba. 
  • Menguasai Pola Dasar 
Ada baiknya jika mengikuti kursus menjahit terlebih dahulu. Minimal tingkat dasar, ya. Meski ada sebagian orang yang mampu secara otodidak. Memiliki pengetahuan pola dasar akan memudahkan untuk membuat pola yang lebih rumit.

Pixabay

  • Memiliki Mesin Jahit
Bagaimana akan memulai usaha jika tidak mempunyai mesin jahit? Tidak harus yang mahal, ya. Saran saya, gunakan mesin jadul  yang warna hitam. Bahkan, konon semakin lawas semakin baik kualitasnya. 
  • Megikuti Komunitas
Menjadi member sebuah grup menjahit dapat membuka wawasan kita tentang mode yang sedang tren sehingga kita bisa selalu "up date" serta mendapatkan ilmu baru. Saat ini sudah banyak grup bertema jahit-menjahit di sosial media. 
  • P r o m o
Gunakan pakaian atau kerudung hasil jahitan sendiri untuk menghadiri undangan pada acara-acara di lingkungan sekitar. Nah, dari lingkungan kecil ini kita bisa mendapatkan pelanggan.

Pixabay

Itulah sedikit tips memulai usaha menjahit bagi pemula. Konsumen akan senang menggunakan jasa kita jika kualitas  jahitan bagus. Practise makes perfect. Jangan khawatir, untuk banyak berlatih kita dapat membeli kain di toko kiloan dengan harga miring. Jadi, enggak harus mahal, ya. 
Selamat mencoba!


#ChallengeRumbelMenulis




Thursday, November 29, 2018

5 Blogger Favorit



Jika diminta untuk memilih, saya sebenarnya bingung juga menetapkan blogger favorit. Saat ini, banyak banget konten blog yang keren-keren. Jadi, saya random aja baca artikelnya. Klik sesuai kebutuhan. 

Namun, menurut pendapat saya ada beberapa blogger yang memiliki ciri khas tersendiri yang patut untuk difavoritkan. 


Alaika Abdullah
Awal mendaftar menjadi member Blogger Perempuan adalah berbarengan dengan adanya challenge BPN (Blogger Perempuan Network). Dari situ saya melihat Mba Alaika Abdullah sebagai Ketum BPN. Saya langsung tertarik saat berseluncur di blognya. Konten www.alaikaabdullah.com selalu dihiasi dengan foto jepretannya yang menarik. Gaya bahasa yang lugas seakan memberi aura energik kepada pembacanya. 


Mira Sahid
Seringnya melihat banner Kelompok Emak Blogger (KEB) membuat saya penasaran, siapa sih, foundernya? Kepo banget dengan sosok emak tangguh pendiri KEB yang memiliki ribuan member ini. Setelah klik sana sini, ternyata namanya adalah Mira Sahid. Setelah saya ulik blognya, wow ... inspiring banget. Saya suka www.mirasahid.com karena tampilan blognya simple, dan kontennya dapat menyentuh hati saya. 
Hebatnya lagi, ternyata Mira Sahid adalah seorang single parent dengan dua anak. Kisah hidupnya ini juga membuat saya lebih tergugah untuk selalu bersyukur. Salah satu pelajaran lain yang dapat saya ambil adalah, cobaan hidup tak seharusnya menjadi penghalang untuk berdaya.


Heru Arya
Blogger ini saya kenal saat mulai belajar membuat blog. Awalnya saya kurang yakin dengan nama blognya, www.tulisanwortel.com. Apaan, sih? Agak-agak 4l4y gimana gitu. Mungkin karena beliau seorang sarjana pertanian, maka nama blognya menggunakan nama tanduran. 
Tetapi, keraguan saya seketika musnah saat membaca konten blognya Pangeran Wortel  yang bermanfaat banget. Penuh dengan tips ngeblog, terutama buat pemula seperti saya. Bahkan, saat saya konsultasi via japri, Mas Arya ini dengan semangat bersedia  membantu. 


Heru Kurniawan
Wow, apa semua nama "Heru" hebat, ya? Saya mengenal Pak Heru yang ini sebagai mentor saat mengikuti training menulis cerita anak. Penulis ratusan buku ini sering diundang menjadi pembicara dalam seminar kepenulisan di nasional. Sudah dapat dipastikan jika karyanya pasti warbyasah. 
Sebagai dedikasinya dalam dunia anak, beliau mendirikan sebuah taman bacaan, Wadas Kelir Purwakarta. Inspirasi beliau dapat diulik di www.wadaskelirkreatif.com.


Bambang Irwanto
Betapa kaget saat Mas Beng ini menambahkan nama saya dalam daftar pertemanannya di FB. Wow, ga sombong banget, sih. Gimana enggak seneng, beliau kan, penulis legendaris. Saat kecil, saya banyak sekali membaca karya beliau di Majalah Bobo.
Sebagai penulis cerita anak, saya suka sekali dengan blognya Mas Bambang. Banyak banget tips menulis cerita anak yang dishare. Mantap! Makanya saya suka ngintip www.bambangirwantoripto.com. karena ilmunya berguna banget. 

Ulasan di atas hanya sekilas, jika ingin tahu lebih banyak bisa langsung intip blog mereka sendiri, ya. Gimana, Readers, kalau blogger favorit kalian siapa, nie? Share, yuk! 



Tuesday, November 27, 2018

Kota-Kota yang Berkesan






Setiap kota memiliki pesona tersendiri. Apalagi di negara kita ini terdiri dari beragam etnik. Meskipun berada dalam satu provinsi, bisa jadi masih terdapat  sedikit perbedaan adat.  Walau saya bukan termasuk orang yang gemar travelling, tentu ada beberapa daerah yang pernah saya kunjungi.


Surabaya
Kota pahlawan ini mengajarkan saya tentang  kerasnya dunia kerja, karena di sinilah pertama kali mengadu nasib untuk hidup mandiri. Kota ini terdiri dari beragam etnis. Seneng banget menyaksikan masyarakat keturunan Jawa, Madura, Arab, dan Tionghoa hidup berdampingan. Saya teringat meriahnya awal pembukaan Kya-Kya, pusat jajanan etnis Tionghoa di Kembang Jepun. Semua masyarakat Surabaya membaur di situ. Ah, jadi pingin lihat atraksi barongsai.
Meski pernah merasakan terendam banjir setinggi satu meter, tapi maraknya industri kota ini  tetap menjadi daya tarik bagi saya. Sayang sekali, saat tinggal di Surabaya jembatan Suramadu belum terwujud.



B a t a m
Saya ingat betul, saat itu di penghujung tahun 90an (duh, berasa tua banget, hiks) krismon melanda. Dunia industri banyak yang gulung tiker. Hal ini mendorong saya untuk hijrah ke Kota Batam. Geliat lapangan kerja di kota ini tak terlalu terpengaruh oleh krismon.
Wow, suasananya seruu bin ngerii. Awal menginjakkan kaki di sini, kota ini seakan berteriak, "Hidup itu keras, Sista!". Untuk pertama kalinya dalam hidup tidak melihat lahan persawahan, hehe. Mungkin disebabkan jenis tanah yang kurang bagus untuk pembukaan lahan. Saya juga sering menyaksikan pergaulan yang amat bebas. Tinggal selama tiga tahun di Batam, membuat saya lebih memahami bahwa di luar sono ada dunia kelam. Hmm, kota yang enggak pernah tidur. 
Namun, di kota inilah banyak budaya positif diterapkan. Saya belajar menerapkan budaya antri, kebersihan, serta kedisiplinan di Batam. Pokoknya semua serba rapih dan tertib. Seneng juga bertemu dengan teman senasib dari Sabang sampai Merauke tumplek bleg di sini.

Jombang
Sering ke kota ini karena merupakan daerah asal suami. Yang pasti, kami rutin mengunjungi mertua saat lebaran. Huft, sejauh ini kota-kota yang saya kunjungi masih berhawa panas. Untunglah Jombang memiliki suasana yang tenang.
Lantunan ayat-ayat suci sering dikumandangkan di sudut kota, namanya juga Kota Santri. Untuk pertama kalinya saya melihat sebuah kota dengan jumlah mall yang amat terbatas. Mungkin karena itulah, alun-alun Jombang di malam hari pengunjungnya membludak.


Yogyakarta

Selalu ingin lagi dan lagi pergi ke kota ini. Jogja ngangenii .... Mungkin karena saya suka banget dengan suasananya yang Jowo banget. Tetep ... favorit saya wedang rondenya, hehe. Udah pada tahu, kan, tentang kota ini. Semoga kelak bisa berkunjung lagi ke Kota Gudeg.


Malang
Hmm, Malang not just a city. It's my history, my home. Saya dilahirkan serta menetap di kota ini. Meski sekarang hawa dinginnya mulai terkikis dengan banyaknya perumahan, namun rasanya Malang tetep yang paling adem dari sekian banyak kota yang pernah saya singgahi. Pokoknya ga bisa lama-lama ninggalin kota ini, deh.
Saya jadi ingat seorang temen asli Malang yang merantau ke pulau lain. Sering menelepon hanya karena kangen sekadar ngomong boso walikannya Kota Ngalam, haha.

Alun-alun Ngalam

Sebenarnya masih ada beberapa daerah yang pernah saya singgahi. Namun, kota-kota di atas adalah yang paling berkesan. Yuk, berbagi pengalaman, kota mana yang paling Readers suka?

5 Benda yang Selalu Ada Dalam Tas



Saat  bepergian, kita tak pernah bisa lepas dengan yang namanya tas. Layaknya kantong ajaib, benda ini sangat berguna untuk mengemas aneka pernak-pernik yang diperlukan. Terutama sebagai seseemak dengan dua krucils yang banyak printilannya. 
Namun, ada beberapa barang yang bagi saya wajib tersedia dalam tas saat keluar rumah. Tentu saja yang saya bawa hanya benda-benda yang ringan, karena lokasi hang out hanya seputar sekolah, minimarket, pasar, dan sekitarnya. Berikut lima dari beragam benda yang selalu keangkut tas saya kemanapun. 


Freshcare
Ini "parfum" yang wajib ada dalam tas, hehe. Memang usia enggak bisa bohong, ya. Saat kurang fit, hembusan dinginnya AC yang semilir terkadang dapat membuat kondisi tubuh ngedrop. Kena tetesan rintik hujan, hidung jadi mampet. Nah, dengan sedikit olesan freshcare di jidat akan membantu meringankan serangan masuk angin. 



Pouch Plus Uang Receh 2.000an

Sebagai pengguna motor, recehan 2.000 sangat saya perlukan untuk membayar ongkos parkir. Praktis, enggak perlu ribet nungguin pak parkir cari kembalian. 
Sedangkan pouch bergambar stroberi ini adalah pemberian Fifah saat kelas lima. Sebagai ibu, saya harus menghargai pemberian anak, donk. Jadinya, saya kempitlah pouch ini kemanapun, hehe.


ID Card
Untuk mengantisipasi hal yang tak terduga, wajib ya, hukumnya membawa ID Card kemanapun. Entah itu berupa KTP, SIM, STNK, ato bahkan potokopi KK, hihi. Jangan lupa, sekarang ini beli kartu hp pun harus pake KK.

Ponsel
Saya rasa hampir semua orang setuju, lebih baik dompet yang ketinggalan daripada hengponnya, hehe. Fitur ponsel yang lengkap sangat membantu dalam melakukan transaksi apapun. Hal-hal penting tersimpan didalamnya. Jadi, jika tertinggal bisa berabe, ya. 

Air Mineral
Berawal dari kejadian beberapa bulan yang lalu, saya merasakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan. Tanpa ba bi bu, seorang dokter langsung mendiagnosa saya terkena usus buntu. Dokter tersebut menyatakan jika esok hari masih nyeri, dirujuk langsung ke UGD, kemudian operasi. Wow, dengar kata operasi saya langsung kliyeng-kliyeng.
Untung saja esoknya ada dokter jaga yang lebih teliti merekomendasikan untuk cek darah. Alhamdulillah, hasilnya ternyata saya menderita infeksi saluran kemih, akibat kurang minum air putih.
So, kini kemanapun pergi, air mineral selalu ready.



Buat sebagian Readers, mungkin isi tas saya terlalu simpel, ya. Memang, setelah krucils mulai membesar, saya bisa menenteng tas yang berukuran lebih mungil. Berbeda saat anak-anak masih kecil dulu. Saat keluar harus nggembol tas berukuran jumbo. Segala keperluan mereka harus masuk. Sekarang beban di pundak agak berkurang. 
Kalo tas Readers, diisi apa aja, nih?

Sunday, November 25, 2018

Inilah 5 Fakta Tentang Diriku



Sesungguhnya, saya kurang pede membicarakan tentang diri sendiri. Rasanya tak banyak hal istimewa yang saya miliki. Namun, bersyukur sekaligus cukup bangga memiliki jabatan sebagai kepala rumah tangga dengan dua krucils. Hmm, sebuah amanah langsung dari Allah yang harus diemban dengan ikhlas sepenuh hati.
Baiklah, setiap individu tentu memiliki kelebihan serta kekurangan. Demikian pula dengan saya yang masih jauh dari sempurna.

Tidak Suka Bisa Dandan
Sebenarnya kepingin juga seperti layaknya ibu bangsa millenial kebanyakan. Selalu kelihatan “mbois” setiap hari. Namun, apa mau dikata, sejak usia muda hingga menginjak kepala empat ini, saya belum pernah memulaskan kuas eyeshadow, blush on, dkk, menggunakan tangan sendiri. Haha. 
Pernah saya mencoba menggunakan lipen agak menor, tetapi sejurus kemudian rasa tak pede menyergap. Akhirnya, buru-buru ambil tisu untuk mengelap, hiks. Ya, uweslah tampil polosan.

I n t r o v e r t
Entah mengapa saya enggak bisa nyerocos seperti sahabat saya yang sering curhat. Lidah rasanya kelu untuk mencurahkan keluh kesah kepada orang lain. Saya lebih suka memendam masalah saya. Akhirnya, saya hanya menjadi pendengar yang baik, “tempat sampah” untuk menampung curhatan sahabat. Duh, ga bisa ditiru sikap kayak gini, nih. 

Pixabay

Penyuka Telor dan Wedang Ronde 
Mau dimasak apa pun, tetep suka. Direbus, ceplok, atau dadar. Mungkin sudah kebiasaan sejak kecil mengonsumsi telor dari  itik peliharaan orang tua yang meluber. Gemes aja bawaannya kalo liat telor, pingin nyantap, haha. 

Gegara menetap di kota dingin, Malang, menyeruput wedang ronde merupakan kenikmatan tersendiri. Hangatnya terasa mampu mengusir hawa dingin yang menyerang tulang. Hmm, apalagi hujan-hujan begini, paling mantap menikmati wedang khas Jogja yang satu ini. Tentang wedang ronde, bisa diklik di sini, ya.

M a g e r
Ini, nih, termasuk salah satu sifat buruk saya juga. Males olah raga. Paling banter gerak jalan kaki hanya seputar dapur ato ke warung sebelah. Mirisnya lagi, dampaknya mulai terasa sekarang. Berat badan mulai susah diajak kompromi, hiks. 

Beberapa buku antologi saya, berharap kelak memiliki buku solo.

Dua Impian Terwujud
Mungkin buat penulis handal, impian ini bukanlah sesuatu yang besar. Namun, memiliki sebuah buku dengan nama tertera di sampulnya termasuk mimpi besar saya sejak belia. Alhamdulillah, meski masih proyek antologi, lumayanlah ada nama saya nyempil di dalamnya. 

Mimpi kedua saya yang kesampaian adalah menjadi guru ngaji. Alhamdulillah, setelah berhasil lulus tahsih metode “Ummi”, serta sertifikasi, saya dapat membagi ilmu baca Alquran (meski belum mumpuni banget). Sore hari mengajar di TPQ, pagi hari ada beberapa ibu yang bertandang ke rumah untuk belajar. 
Nah, yang terakhir ini mudah-mudahan dapat menutupi kekurangan diri saya, ya. Semoga mimpi-mimpi yang lain dapat terwujud. Aamiin. 

Pixabay

Well, itulah sedikit cerita tentang saya. Ambil yang baik aja, ya (semoga ada) haha. Hmm, lega juga rasanya bisa berbagi kisah. Gimana Readers, seberapa greget cerita  tentang kalian? Share, yuk.








Serba-Serbi Media Sosial

Pixabay
Media sosial adalah sebuah media daring (onlen) dengan para penggunanya bisa mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sisial, wiki, forum, dan dunia virtual.(Wiki)
Saat teknologi internet semakin maju maka media sosial pun ikut menjulang pesat. Gampang banget mengakses aneka jejaring sosial. Bisa kapan pun dan di mana saja. Arus informasi dari penjuru nusantara, bahkan luar negeri sekalipun, dapat diketahui dengan cepat. 

Pixabay

Bahkan, mungkin ranah domestik alias ‘dapur' pengguna medsos pun tanpa sadar dapat kita ulik. Bagaimana tidak? Saat berselisih dengan pasangan, mereka unggah ke media. Sebelum makan ((bukannya langsung berdoa)), yang dilakukan pertama meng-aplot menu di piring. Cekrak-cekrek, hehe. Peran media konvensional, seperti surat kabar atau tivi seakan terkalahkan oleh medsos. 

Tak dapat dimungkiri lagi jika banyak dampak positif yang bisa didapat dari medsos.

Memudahkan Komunikasi
Bagaimana tidak? Cukup sekali pencet tombol ponsel, pesan yang kita buat dapat terkirim ke beberapa tujuan sekaligus dengan cepat. Komunikasi dua arah pun dapat dilakukan dengan mudah. Tidak khawatir lagi jika melakukan LDR (asalkan kuota selalu siaga, hehe) 

Pixabay

Media Promosi yang Efektif
Banyak jutawan yang sukses meraup keuntungan dengan bantuan medsos. Mereka mempromosikan bisnis via jejaring sosial. Konten promo pun dapat disetel sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Tanpa memiliki sebuah toko, pelaku usaha pun dapat berjualan. 

Sarana Dakwah dan Sharing
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat.” (H.R. Bukhari) 
Hadis di atas menunjukkan anjuran untuk berbagi manfaat. Berdakwah tidak harus dengan berkhutbah di depan umum atau sejenisnya. Dunia maya yang kini memegang peranan besar dalam masyarakat merupakan media yang tepat untuk berdakwah. 

Saya sendiri menggunakan medsos untuk mencari serta berbagi manfaat. Bersyukur sekali dengan adanya jejaring sosial bisa mendapatkan banyak ilmu seputar literasi dan lainnya. Mendapatkan banyak sahabat dengan mudah. Meski terpisah jarak ribuan mil, bisa saling memberikan support. 

Namun, jangan lupa, di balik dampak positif juga terdapat sisi kelam medsos, lo.

Angka Kejahatan Meningkat 
Pernahkah Readers mendengar kabar tentang seorang gadis yang kabur gegara mengenal sosok lelaki dari sebuah jejaring sosial?Banyak juga berita tentang pertengkaran antar pengguna medsos akibat berita hoax sehingga terlontar hatespeech, serta bullying. Semua terjadi akibat beberapa pihak yang menyalahgunakan medsos.
Pixabay

Pornografi
Saat ini banyak ditemukan ulah dari pengguna medsos yang menyimpang. Jejaring sosial digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar berbau pornografi. Dampaknya sangat membahayakan kaum remaja, sebagai konsumen medsos terbesar. Hmm, harus ekstra waspada.

Ngeri juga, ya. Masih banyak serba-serbi perihal medsos yang dapat diulik. Yuk, lebih bijak menggunakannya. Tabayun dulu sebelum mempercayai sebuah berita. Kalau Readers, gimana pendapatnya tentang medsos, nih? 


#Day5
#BPN30dayChallenge2018





Friday, November 23, 2018

Magnet "Blogger Perempuan Network"


Canva
Berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan mendapatkan harumnya. Berteman dengan pandai besi akan terkena percikan apinya.
(H.R. Imam Bukhari & Muslim) 

Betapa dahsyatnya pengaruh seorang teman atas diri kita. Bahkan ada yang mengatakan, jika kalian ingin mengetahui sifat seseorang, lihatlah dengan siapa dia bergaul. Memang, masalah memilih kawan bukanlah hal yang sepele atau duapele. Seseorang yang asalnya berperangai baik bisa berubah buruk karena pengaruh sahabat, begitu pula sebaliknya. Bergabung dengan orang-orang baik dapat membuat perubahan ke arah yang positif.

Pixabay

Hal itulah yang memotivasi saya untuk tergabung dalam sebuah komunitas blogger. Berkumpul dengan para member yang mumpuni. Saya ingin merasakan nikmatnya kecipratan ilmu mereka, supaya ikut ‘wangi’, hehe. Walaupun hanya sebatas silent member, blog walking sering saya lakukan meski tanpa meninggalkan jejak. Sedangkan blog saya sendiri malah mati suri, hihi. 


Saat jalan-jalan di beberapa blog itulah, saya melihat sebuah logo terpampang di laman. Kelak saya mengerti, ternyata lambang tersebut istilahnya adalah banner, hehe. Logo bergambar huruf ‘b' besar itu dilingkari tulisan Blogger Perempuan Network. 


Meski warnanya pink menggoda, rasanya saya belum tertarik. Hingga suatu saat, iseng-iseng saya klik kata kunci ‘BloggerPerempuan'. Uwow, anggotanya mencapai 4.000 lebih. Wah, saya makin takut untuk nyemplung karena masih bau kencur.

Pixabay

Namun, keberhasilan para member dari @BloggerPerempuan di berbagai event menjadi magnet buat saya. Apalagi (tentu saja) anggota dari Blogger Perempuan Network semuanya perempuan, lah. Ini sesuatu banget, bisa berkumpul dengan perempuan-perempuan tangguh. 

Meski masih ‘orok’, saya memberanikan diri untuk nyebur. Awal gabung BPN, bertepatan dengan adanya event challenge 30 hari ngeblog. Tanpa pikir panjang, saya langsung klik form pendaftaran. Tadaa, akhirnya di blog saya terpampang banner pink BPN.

Pixabay

Berbekal ilmu literasi yang masih seujung kuku, saya memberanikan diri mengikuti challenge. Tak menang pun tak jadi soal, asalkan kemampuan menulis bisa terasah. Testimoni dari para member BPN telah menyeret saya untuk keluar dari zona nyaman. Meski di ranah domestik, ternyata perempuan juga dapat berdaya. 

Semoga bisa konsisten serta dapat mendulang manfaat dari BPN. Kalau Readers, apa alasannya gabung di komunitas kece ini? Share, yuk! 


Thursday, November 22, 2018

Blognya Srisekartaji


Pixabay
Setelah berhasil memiliki sebuah blog, hal penting lainnya adalah memberi nama pada tajuknya. Layaknya memilih sebuah tema, mencari nama blog ini pun merupakan persoalan yang gampil-gampil susah buat saya. Pasalnya, di dunia perbloggeran, nama-nama yang keren sudah terpakai semua, hehe. Jadi, sebagai seseemak yang baru mengenal blog, bingung juga harus menggunakan nama apa. Saya sampai perlu semedi dulu supaya dapat wangsit, hihi. 

Setelah gonta-ganti judul (karena kembaran dengan beberapa blog lain), akhirnya pilihan jatuh pada nama "Srisekartaji" (nama sendiri).  Banyak sekali blogger yang menggunakan namanya untuk tajuk blog. Jika tujuannya untuk membangun branding diri yang positif, kenapa enggak?

Pixabay
Well, apalah arti sebuah nama? Tentu sangat bermakna banget menurut saya. Dalam sebuah nama dapat terselip banyak doa dan pengharapan. Konon, Sri memiliki makna kecantikan dan kemakmuran, ehem. Mempunyai sifat  universal. Bukan hanya untuk perempuan saja, laki-laki juga banyak menggunakan nama ini, lo. Sekar sendiri artinya adalah bunga. Sesuai dengan namanya, mudah-mudahan blog ini akan memancarkan wangi bunga-bunga inspirasi kepada pembacanya. Aamiin. Hehe.

Semoga kelak dapat meninggalkan jejak dengan artikel yang muatannya akan menginspirasi pembaca. Jika gajah meninggalkan gading, dan harimau meninggalkan belang, sebagai manusia, tentulah meninggalkan kebajikan. Bukan tidak mungkin tulisan yang dimuat dapat merubah seseorang hanya dalam hitungan detik. Seperti kutipan Bunda Helvy Tiana Rosa berikut, 

“Menulis itu seperti membuat jejak. Setiap kali engkau selesai membuat tulisan baru maka satu jejak baru telah kau buat.”

Pixabay
“Welcome to the blogging world, Mba! Be happy & be yourself.” 

Itu sepotong pesan dari seorang emak blogger senior favorit saya. Cukup singkat, tetapi sanggup menginspirasi. Yap, be happy, sudah selayaknya bahagia memiliki wadah untuk berbagi. Be yourself! Semua orang memiliki style menulis ceritanya sendiri. “Srisekartaji” seharusnya juga demikian. It’s me. Inilah ceritaku. Begini lo, caraku berbagi. 

Berharap sekali dengan menggunakan nama ini akan menambah kepercayaan diri dalam menggerakkan jemari menorehkan coretan. Artikel yang masih receh menjadi lebih bermutu. Apakah Readers juga menggunakan nama sendiri untuk judul blog?